surat yang tak sampai

Kamis, 16 Juli 2009

" hai apa kabarnya, gimana sekarang, ??" ..Suara riang sekaligus memecah keramaian di sore itu. Dua manusia terlihat saling menegur sapa, dua - duanya menyiratkan keriangan di wajah masing - masing. hmm.. Seperti layaknya dua manusia yang telah terpisah jarak dan waktu lalu kini dipertemukan kembali. Wajah dan tubuh mereka tak lagi muda memang, kalau boleh dibilang mungkin terlalu telat untuk menyebut pertemuan itu sebagai reunian sepasang kakek dan nenek. Tapi hari itu waktu seperti menenggelamkan mereka ke dalam cerita masa lalu,.. yahh masa lalu mereka yang euforia namun indah dengan sedikit bumbu - bumbu sentimentil nan melankolis di dalamnya. Seperti yang tergurat jelas dalam bias wajah mereka berdua saat itu.



Sudah 7 jam lamanya mereka terlibat dan tenggelam dalam perbincangan, yang mungkin itu semua adalah kumpulan ringkasan pendek dari cerita masa lalu. entah sudah berapa fase dari perjalanan itu mereka ceritakan kembali. hari ini semua cerita, pertanyaan, jawaban, sampai rahasia dari sebuah canda khas masa muda mereka putar ulang kembali. tak terasa putaran rekaman telah mereka tumpahkan semuanya. kali ini mereka terdiam, hanya sedikit senyum kecil dari efek putaran waktu yang mereka perlihatkan. yahh..keduanya terlibat dalam perbincangan hati. perasaan mereka saling berbicara tanpa ada sepatah kata pun yang keluar. keduanya mencoba menggali sisa kenangan yang mungkin mereka lewatkan untuk di putar lagi.

" sudah larut,,aku harus pulang "...
" iyahh tak terasa waktu lagi yang memisahkan kita "....
" waktu yang mempertemukan kita, maka ia juga yang harus memisahkan "
" kau benar, senang sekali rasanya hari ini "
" begitu pun aku, tak sangka bisa bertemu mu lagi "
" aku antar ?? "
" tak usah, aku sudah dijemput oleh anakku "
" alasanmu selalu sama "
" tidak kali ini sungguh "
" baiklah, kapan kita bisa bertemu lagi "
" seperti yang kubilang, biar waktu pula yang mempertemukan kita "
" baiklah "
" aku pamit yahh, sampai ketemu lagi "
" iyahh, hati - hati di jalan "
" kamu juga "

hmm..., helaan nafas sang kakek melepas sekaligus menutup semua moment itu. sekarang tinggal dirinya duduk sendiri, tatapannya kosong nan jauh serasa menembus waktu. dikeluarkannya sebuah buku bersampul hijau, dipandanginya sebentar..disitulah ia merekam semua pahit dan manis semua cerita masa lalu. di sela - sela buku dia temukan sebuah amplop berisi secarik kertas. Ia keluarkan kacamata tua dari sakunya, dan dibacanya kembali tiap baris dalam kertas tersebut. pelan - pelan dalam hati sesaat dia tenggelam dalam sebuah masa. dia teringat betapa lepasnya manakala tuk terakhir kali Ia tulis surat itu, yahh hanya ditulis tapi tak pernah ia kirimkan. sebuah surat yang harusnya dapat mewakili kejujurannya, mimpinya, dan perasaannya. Bahkan sampai hari ini manakala janji itu harusnya ia penuhi. janji untuk membacakan ulang perasaan yang tertulis, tuk seorang wanita dari masa lalu yang hari ini kembali dihadirkan untuknya.

Seorang wanita tua terduduk diam di jok belakang sebuah taxi. Tatapannya ia buang jauh menembus macet dan hiruk pikuknya Jakarta. " hahh klo gak macet pasti namanya bukan Jakarta ", bergumam Ia dalam hati. Entah mengapa ia merasa resah setelah keluar dari cafe tadi, perasaannya terngiang kembali akan pertemuan tadi. Untuk kesekian kalinya ia merasa membohongi dirinya dan lelaki itu, dan entah sampai kapan akan seperti ini mungkin waktu yang akan memutuskan. Dalam hati ia bergumam lagi " mimpimu lebih berharga ketimbang aku ".


kalimalang, menjelang rabu pagi



0 komentar: